Anderson, Ben. 1995. Imagined Community (translated version). Yogyakarta.
Negara-negara baru pascaperang Dunia II punya watak tersendiri ... . Salah satu cara untuk menggarisbawahi fakta bahwa karakter negara-negara baru ini sejatinya merupakan anak-cucu watak-watak pendahulunya adalah, kita ingat-ingat kembali bahwa sejumlah (sangat) besar bangsa-bangsa (non Eropa) itu memiliki bahasa-bahasa resmi negara yang mengeropa.
Pada gilirannya, adonan yang terdiri dari nasionalisme kerakyatan dengan nasionalisme resmi ini merupakan hasil berbagai penyimpangan (anomali) yang dicipta oleh imperialisme Eropa: batas-batas daerah jajahan yang ditetapkan sewenang-wenang, serta kaum terpelajar dwibahasa yang menjulang gelisah di atas populasi-populaso n\monoglot yang beraneka. Jadi, kita bisa memotret banyak bangsa 'baru' ini sebagai proyek-proyek, yang pencapaiannya masih sedang diupayakan (belum tergapai), toh proyek-proyek ini lebih dicerna dalam semangat Mazzini dan bukannya Uvarov.
Kala kita renungkan asal-muasal 'nasionalisme kolonial' terkini, yang langsung mencolok mata kita adalah satu kemiripan sentral dengan nasionalisme-nasionalisme kolonial terdahulu: isomorfisme atau peleburan antara tiap bentang kewilayahan nasionalisme itu, dengan unit administratif kolonial yang telah lebih dahulu ada. kesamaan ini bukan kebetulan: jelas mnculnya berkaitan dengan geografi semua peziarah kolonial. Perbedaannya terletak pada fakta bahwa lekuk-lekuk
Selasa, 27 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar